KEUTAMAAN MENUNTUT ILMU
Seorang muslim tidaklah cukup hanya dengan menyatakan keislamannya tanpa berusaha untuk memahami Islam dan mengamalkannya. Pernyataannya harus dibuktikan dengan melaksanakan konsekuensi dari Islam. Dan untuk melaksanakan konsekuensi-konsekuensi dari pengakuan bahwa kita sudah berIslam, itu membutuhkan ilmu.
Ilmu adalah kunci segala kebaikan. Ilmu merupakan sarana untuk menunaikan apa yang Allah wajibkan pada kita. Tak sempurna keimanan dan tak sempurna pula amal kecuali dengan ilmu.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim” (HR. Ibnu Majah)
Menuntut ilmu itu wajib bagi Muslim maupun Muslimah. Ketika sudah turun perintah Allah yang mewajibkan suatu hal, sebagai muslim yang harus kita lakukan adalah sami’na wa atha’na, kami dengar dan kami taat. Sesuai dengan firman Allah Ta ‘ala:
إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Sesungguhnya ucapan orang-orang yang beriman apabila diajak untuk kembali kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul itu memberikan keputusan hukum di antara mereka hanyalah dengan mengatakan, “Kami mendengar dan kami taat”. Dan hanya merekalah orang-orang yang berbahagia.” (QS. An-Nuur [24]: 51).
Keutamaan-Keutamaan Ilmu Dan Pemilik Ilmu
Ilmu memiliki banyak keutamaan keutamaan begitu pula sang pemilik Ilmu. Dan tidak akan sia sia seseorang apabila sudah memiliki ilmu dalam jiwanya.Berikut Keutamannya :
1.Ilmu menyebabkan dimudahkan jalan menuju surga. Hal ini sebagaimana ditunjukkan oleh hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ
“Barang siapa menelusuri jalan untuk mencari ilmu padanya, Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim).
2.Ilmu Adalah Warisan Para Nabi
Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh hadits,
اَلْعُلَمَاءُ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ وَإِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوْا دِيْنَارًا وَلَا دِرْهَامًا، وَلَكِنْ وَرَّثُوْا الْعِلْمَ، فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
“Para ulama adalah pewaris para nabi. Sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar ataupun dirham, tetapi mewariskan ilmu. Maka dari itu, barang siapa mengambilnya, ia telah mengambil bagian yang cukup.” (HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah).
Maka setiap kali seorang hamba mengambil bagian ilmu yang banyak maka dia telah mengambil bagian warisan kenabian dengan bagian yang banyak.
3.Ilmu akan bermanfaat akan kekal selamanya.
Rasulullah SAW bersabda :
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Jika seorang manusia meninggal, terputuslah amalnya, kecuali dari tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang berdoa untuknya” (HR. Muslim). amal yang akan kekal pahalanya selamanya yang pertama ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang kita berikan kepada orang lain dan orang itu mengamalkannya sehingga saat orang lain mengamalkan ilmu yang di berikan akan terus mengalir pahalanya kepada kita yang memberikan ilmunya tanpa sedikit pun mengurangi pahala orang yang mengamalkan ilmu yang kita berikan.
Selama ilmu itu dimanfaatkan terus maka pahala akan mengalir terus. Oleh sebab itu, bagi para guru, dosen dan siapa saja yang memberikan ilmu berniat lah karena Allah semata, Insya Allah pahala akan terus mengalir meski pun sahabat telah lama meninggal jangan niat kan karena hal hal yang lain seperti ingin popularitas, ingin dipuji atau sekedar mencari nafkah .
Adab seorang pelajar ketika menuntut ilmu :
1.Hendaknya membersihkan hati dan mengosongkan hati dari segala tempat yang tercela. Nabi Saw bersabda : Dalam jasad manusia itu ada segumpal daging. Kalau segumpal daging itu baik maka akan baik pula sekujur tubuhnya dan apabila segumpal daging itu jelek maka akan rusak/ jelek pula sekujur tubuhnya.seperti hanya kita menyirami bumi ini dengan tanaman tanaman maka akan menjadi subur, begitu pula hati manusia akan menjadi subur kalua ada ilmunya.
2.Imam Syafii Ra berkata : saya pernah mengeluh kepada Imam Waqi akan jeleknya hafalanku, kemudian Imam Waqi memberikan petunjuk kepadaku untuk meninggalkan maksiat. Dan bahwasanya Ilmu Allah SWT itu bercahaya dan cahaya Allah tidak akan diberikan kepada orang yang bermaksiat baik hatinya , matanya , telinganya dan sekujur tubuhnya.
Penerapan Ilmu Agama sejak usia anak dini
Salah satu hal yang memprihatinkan di kalangan muslim saat ini adalah para orang tua yang berbondong – bondong menyekolahkan anaknya di sekolah – sekolah internasional dengan biaya selangit tapi kurang peduli dengan pelajaran agama dan penerapannya sehari – hari. Ilmu agama seakan sesuatu hal yang remeh dan terpinggirkan, berbeda dengan ilmu dunia yang harus dikorbankan apa saja untuk meraihnya. Padahal ilmu agama haruslah di tanamkan pada anak – anak sedari kecil. Karena ilmu agama yang akan membentuk karakter dan kebiasaan anak – anak bahkan sampai dewasa nanti.
Ilmu Dalam Islam Yang Wajib Dipelajari
Dari sekian banyaknya ilmu – ilmu dalam islam, ada 3 ilmu yang hukumnya wajib dipelajari setiap muslim. Yakni ;
1.Tauhid
Pertama, setiap muslim wajib mengetahui ilmu tauhid yang mengajarkan tentang ma’rifat/mengenal Allah, mengenal sifat – sifat Allah, baik yang wajib, mustahil ataupun yang harus bagi Allah. tidak mempelajari ilmu tauhid sama saja tidak bertuhan karena ilmu ini wajib hukumnya bagi yang sudah baligh dan berakal.
2.Fiqih
Setelah ilmu tauhid, kita mempelajari ilmu fiqih, yaitu semua yang diperintahkan dan dilarang oleh Allah. Bagi umat islam yang sudah mukallaf (baligh lagi berakal) diwajibkan untuk mempelajari ilmu fiqih seperti cara – cara bersembahyang, berwudhu, berzakat, menunaikan haji, bersedekah, mengetahui mana yang wajib dan sunah, yang halal dan haram, yang sah dan tidak sah serta banyak lagi.
3.Akhlaq
Ketiga, setiap muslim wajib mempelajari ilmu akhlaq. Ilmu ini membahas tentang hubungan antara sesama manusia seperti perilaku terhadap orang tua, terhadap saudara, teman, rekan kerja/bisnis, tentang hubungan dengan lawan jenis, dan banyak lagi. Rasulullah sendiri diutus oleh Allah untuk menyempurnakan akhlaq. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik.”